A. Pendahuluan
Pernahkan anda mendengar cerita tentang seorang ibu
meninggal dunia akibat mengalami komplikasi pada masa nifas? Cerita mengenai
masa nifas selalu diidentikkan dengan peristiwa yang mengerikan, menyakitkan
dan bagi sebagian besar kaum perempuan merupakan peristiwa yang sangat
berpengaruh besar dalam kehidupannya.
Tujuan pembelajaran dari materi yang diuraikan pada bab ini
adalah :
Menjelaskan tentang konsep dasar masa nifas
Menjelaskan tentang Peran dan tanggung jawab bidan dalam
masa nifas
Menjelaskan tentang Tahapan masa nifas
Menjelaskan tentang Kebijakan program nasional masa nifas
Dengan demikian bahasan pada bab ini merupakan landasan bagi
mahasiswa dalam mempelajari bab – bab selanjutnya dari asuhan kebidanan nifas
di setiap tahapannya.
Mengingat pentingnya konsep dasar asuhan nifas dalam
menyiapkan mahasiswa untuk menguasai materi pada bab – bab berikutnya, maka
pada bab ini akan dijelaskan pokok – pokok materi konsep dasar asuhan
persalinan yang meliputi: (1) konsep dasar masa nifas, (2) Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa
nifas, (3) Tahapan masa nifas, (4)
Kebijakan program nasional masa nifas
B. Konsep dasar masa
nifas
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang
berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil.
Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera
setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran
reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac
Donald,1995:281).
C. Peran dan Tanggung
Jawab Bidan
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara
lain :
Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan
psikologis selama masa nifas.
Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman.
Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang
berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya
mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi
yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara
mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan
memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam
peranannya sebagai orang tua.
D. Tahapan Masa Nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan – jalan.
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat –
alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu,
berbulan – bulan atau tahunan.
Perubahan fisik masa nifas
Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan
rahim (involusi)
Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
Kelelahan karena proses melahirkan.
Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
Perubahan psikis masa nifas
Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah
melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In)
Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi,
muncul perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya
disebut Fase Letting Go. (hari ke 10-akhir masa nifas).
Pengeluaran lochea terdiri dari :
1). Lochea
rubra : hari ke 1 – 2.
Terdiri dari darah
segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa,
lanugo, dan mekonium.
2). Lochea
sanguinolenta : hari ke 3 – 7
Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.
3). Lochea
serosa : hari ke 7 – 14.
Berwarna kekuningan.
4). Lochea
alba : hari ke 14 – selesai nifas
Hanya merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea
purulent.
E. Program dan
Kebijakan Teknis
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang
dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah,
mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang terjadi.
Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:
Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada
masa nifas.
Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :
1). Kunjungan I :
6 – 8 jam setelah persalinan
Tujuannya :
a). Mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b). Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.
c). Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d). Pemberian ASI
awal.
e). Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi.
f). Menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
2). Kunjungan II
: 6 hari setelah persalinan
Tujuannya :
a). Memastikan
involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah
umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b). Menilai
adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.
c). Memastikan
ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.
d). Memastikan
ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.
e). Memberikan
konseling kepada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi
sehari– hari.
3). Kunjungan
III : 2 minggu setelah persalinan.
Tujuannya : sama
dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )
4). Kunjungan
IV : 6 minggu setelah persalinan.
Tujuannya :
a). Menanyakan
ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.
b). Memberikan
konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).
F. Rangkuman
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil.
Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode : Puerperium dini yaitu
kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan,
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang
lamanya 6 – 8 minggu, Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu,
berbulan – bulan atau tahunan.
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian
asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas yaitu
asuhan yang komprehensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar