Selasa, 09 Juni 2015

KONSEP DASAR MASA NIFAS


A.  Pendahuluan
Pernahkan anda mendengar cerita tentang seorang ibu meninggal dunia akibat mengalami komplikasi pada masa nifas? Cerita mengenai masa nifas selalu diidentikkan dengan peristiwa yang mengerikan, menyakitkan dan bagi sebagian besar kaum perempuan merupakan peristiwa yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupannya.

Tujuan pembelajaran dari materi yang diuraikan pada bab ini adalah :

Menjelaskan tentang konsep dasar masa nifas
Menjelaskan tentang Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas
Menjelaskan tentang Tahapan masa nifas
Menjelaskan tentang Kebijakan program nasional masa nifas
Dengan demikian bahasan pada bab ini merupakan landasan bagi mahasiswa dalam mempelajari bab – bab selanjutnya dari asuhan kebidanan nifas di setiap tahapannya.

Mengingat pentingnya konsep dasar asuhan nifas dalam menyiapkan mahasiswa untuk menguasai materi pada bab – bab berikutnya, maka pada bab ini akan dijelaskan pokok – pokok materi konsep dasar asuhan persalinan yang meliputi: (1) konsep dasar masa nifas, (2)  Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas, (3) Tahapan masa nifas, (4)  Kebijakan program nasional masa nifas

B.  Konsep dasar masa nifas
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ± 40 hari (Prawirohardjo, 2002).
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul Bari,2000:122).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal. (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281).


C.  Peran dan Tanggung Jawab Bidan
Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain :

Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.
Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga.
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman.
Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi.
Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan.
Memberikan informasi dan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman.
Melakukan manajemen asuhan kebidanan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
Memberikan asuhan kebidanan secara professional.
Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam peranannya sebagai orang tua.


D.  Tahapan Masa Nifas
Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode :

Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan.
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
Perubahan fisik masa nifas

Rasa Kram dan mules dibagian bawah perut akibat penciutan rahim  (involusi)
Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (Lochia)
Kelelahan karena proses melahirkan.
Pembentukan ASI sehingga payudara membesar.
Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK.
Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan)
Perubahan psikis masa nifas

Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari ke 2 (Fase Taking In)
Ibu merasa merasa kwatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul perasaan sedih (Baby Blues disebut Fase Taking Hold (hari ke 3 – 10)
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut Fase Letting Go.   (hari ke 10-akhir masa nifas).
Pengeluaran lochea terdiri dari :

1).           Lochea rubra : hari ke  1 – 2.

Terdiri dari  darah segar bercampur sisa-sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan mekonium.

2).           Lochea sanguinolenta  : hari ke 3 – 7

Terdiri dari : darah bercampur lendir, warna kecoklatan.

3).           Lochea serosa : hari ke 7 – 14.

Berwarna kekuningan.

4).           Lochea alba  : hari ke 14 – selesai nifas

Hanya merupakan cairan putih lochea yang  berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.

E.  Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah – masalah yang terjadi.

Tujuan kunjungan masa nifas yaitu:

Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.
Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas.
Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.
Kunjungan masa nifas terdiri dari :

1).      Kunjungan I : 6 – 8 jam setelah persalinan

Tujuannya :

a).       Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b).      Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut.

c).       Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d).      Pemberian ASI awal.

e).       Melakukan hubungan antara ibu dan bayi.

f).       Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

2).      Kunjungan II :  6 hari setelah persalinan

Tujuannya  :

a).       Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

b).      Menilai adanya tanda–tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal.

c).       Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.

d).      Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda – tanda penyakit.

e).       Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan  pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari– hari.

3).      Kunjungan III  : 2 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :  sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan )

4).      Kunjungan IV  : 6 minggu setelah persalinan.

Tujuannya :

a).       Menanyakan ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami.

b).      Memberikan konseling untuk KB secara dini (Mochtar, 1998).

F.   Rangkuman
Masa nifas (puerperium) adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat – alat kandung kembali seperti pra hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.

Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode : Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan – jalan, Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat – alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu, Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurnah baik selama hamil atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.

Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas yaitu asuhan yang komprehensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar