A. KONSEP TUMBUH KEMBANG
1. Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa
yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu
pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan
dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu,
yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang
(cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.(Soetjiningsih. 1998 )
Pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh
bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur; sedangkan perkembangan
adalah bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh. ( Depkes RI )
Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu; perkembangan
lebih menitikberatkan aspek perubahan bentuk atau fungsi pematangan organ atau
individu, termasuk perubahan aspek sosial atau emosional akibat pengaruh lingkungan.(Markum,1991)
2. Prinsip-Prinsip Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus
menerus.Prinsip tumbuh kembang
a. Tumbuh kembang terus menerus dan komplek
b. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat
diprediksi
c. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
d. Setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalah setiap tahapnya
dan dapat dimodifikasi
e. Tahapan tumbang spesifik untuk setiap orang
Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry ( 2005 )
a. Perkembangan merupakan hal yang terartur dan mengikuti
rangkaian tertentu
b. Perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung
terus menerus, dalam pola sebagai berikut :
• Cephalocaudal : pertumbuhan berlangsung terus dari kepala
ke arah bawah bagian tubuh
• Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah
pusat ( proksimal ) tubuh kea rah luar tubuh ( distal )
• Differentiation : ketika perkembangan berlangsung terus
dari yang mudah kearah yang lebih kompleks.
• Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi
, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis
Prinsip Perkembangan dari Kozier dan Erb
a. Manusia tumbuh secara terus menerus
b. Manusia mengikuti bentuk yang sama dalam pertumbuhan dan
perkembangan
c. Manusia berkembang menyebabkan dia mendapatkan proses
pembelajaran dan kematangan
d. Masing-masing tahapan perkembangan memiki karakteristik
tertentu
selama bayi (infancy) dan balita merupakan saat pembentukan
perilaku, gaya hidup, dan bentuk pertumbuhan.
3. Faktor-faktor tumbuh kembang
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Faktor tersebut terdiri dari 2 golongan, yaitu:
a. Faktor internal
- Perbedaan ras/etnik atau bangsa
- Keluarga
- Umur
- Jenis kelamin
- Kelainan genetik
- Kelainan kromosom
b. Faktor eksternal
Faktor pranatal : gizi, mekanis, toksin, endokrin, radiasi,
infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologis ibu.
c. Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, dan
asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
d. Pasca natal
Gizi,penyakit kronis/ kelainan congenital, lingkungan fisis
dan kimia, psikologis, endokrin (gangguan hormone), sosioekonomi, lingkungan
pengasuhan, stimulasi dan obat-obatan.
4. Ciri –Ciri Tumbuh Kembang
Tumbuh kembang yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa
mempunyai cirri-ciri tersendiri, yaitu (Soetjiningsih, 1995) :
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi
sampai maturitas atau dewasa, dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan
atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara
organ-organ.
c. Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya
berbeda antara anak satu dengan lainnya.
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system
susunan saraf.
e. Aktivitas seluruh tubuh diganti respon individu yang
khas.
f. Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal.
g. Refleks primitive seperti refleks memegang dan berjalan
akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai.
5. Tahap –Tahap Tumbuh Kembang Bayi dan Balita
Usia 1 bulan
Di hari-hari pertama setelah kelahiran, bayi belum bisa
membuka matanya. Namun setelah berjalan beberapa hari kemudian, ia akan bisa
melihat pada jarak 20 cm.
Bulan pertama ini bayi akan memulai adaptasinya dengan
lingkungan baru
Memiliki gerakan refleks alami.
Memiliki kepekaan terhadap sentuhan.
Secara refleks kepalanya akan bergerak ke bagian tubuh yang
disentuh.
Sedikit demi sedikit sudah bisa tersenyum.
Komunikasi yang digunakan adalah menangis. Arti dari
tangisan itu sendiri akan Anda ketahui setelah mengenal tangisannya, apakah ia
lapar, haus, gerah, atau hal lainnya.
Peka terhadap sentuhan jari yang disentuh ke tangannya
hingga ia memegang jari tersebut.
Tiada hari tanpa menghabiskan waktunya dengan tidur.
Usia 2 bulan
Sudah bisa melihat dengan jelas dan bisa membedakan muka
dengan suara.
Bisa menggerakkan kepala ke kiri atau ke kanan, dan ke
tengah.
Bereaksi kaget atau terkejut saat mendengar suara keras.
Usia 3 bulan
Sudah mulai bisa mengangkat kepala setinggi 45 derajat.
Memberikan reaksi ocehan ataupun menyahut dengan ocehan.
Tertawanya sudah mulai keras.
Bisa membalas senyum di saat Anda mengajaknya bicara atau
tersenyum.
Mulai mengenal ibu dengan penglihatannya, penciuman,
pendengaran, serta kontak.
Usia 4 bulan
Bisa berbalik dari mulai telungkup ke terlentang.
Sudah bisa mengangkat kepala setinggi 90 derajat.
Sudah bisa menggenggam benda yang ada di jari jemarinya.
Mulai memperluas jarak pandangannya.
Usia 5 bulan
Dapat mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil.
Mulai memainkan dan memegang tangannya sendiri.
Matanya sudah bisa tertuju pada benda-benda kecil.
Usia 6 bulan
Bisa meraih benda yang terdapat dalam jangkauannya.
Saat tertawa terkadang memperlihatkan kegembiraan dengan
suara tawa yang ceria.
Sudah bisa bermain sendiri.
Akan tersenyum saat melihat gambar atau saat sedang bermain.
Usia 7 bulan
Sudah bisa duduk sendiri dengan sikap bersila.
Mulai belajar merangkak.
Bisa bermain tepuk tangan dan cilukba.
Usia 8 bulan
Merangkak untuk mendekati seseorang atau mengambil
mainannya.
Bisa memindahkan benda dari tangan satu ke tangan lainnya.
Sudah bisa mengeluarkan suara-suara seperti, mamama, bababa,
dadada, tatata.
Bisa memegang dan makan kue sendiri.
Dapat mengambil benda-benda yang tidak terlalu besar.
Usia 9 bulan
Sudah mulai belajar berdiri dengan kedua kaki yang juga ikut
menyangga berat badannya.
Mengambil benda-benda yang dipegang di kedua tangannya.
Mulai bisa mencari mainan atau benda yang jatuh di
sekitarnya.
Senang melempar-lemparkan benda atau mainan.
Usia 10 bulan
Mulai belajar mengangkat badannya pada posisi berdiri.
Bisa menggenggam benda yang dipegang dengan erat.
Dapat mengulurkan badan atau lengannya untuk meraih mainan.
Usia 11 bulan
Setelah bisa mengangkat badannya, mulai belajar berdiri dan
berpegangan dengan kursi atau meja selama 30 detik.
Mulai senang memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Bisa mengulang untuk menirukan bunyi yang didengar.
Senang diajak bermain cilukba.
Usia 12 bulan
Mulai berjalan dengan dituntun.
Bisa menyebutkan 2-3 suku kata yang sama.
Mengembangkan rasa ingin tahu, suka memegang apa saja.
Mulai mengenal dan berkembang dengan lingkungan sekitarnya.
Reaksi cepat terhadap suara berbisik.
Sudah bisa mengenal anggota keluarga.
Tidak cepat mengenal orang baru serta takut dengan orang
yang tidak dikenal/asing.
B. PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA
Tentu saja untuk memastikannya dengan jelas, konsultasikan
kesehatan bayi Ibu dengan DSA yang terpercaya. Karena setiap sentimeter dan
kilogram pada tubuh bayi sangat berpengaruh pada grafik bayi Ibu, jadi
pengukuran harus dilakukan secara medis dan sangat teliti. Sangatlah sulit
untuk mempercayai angka dan jumlah yang akurat jika Ibu sendiri yang melakukan
pengukurannya. Pengukuran dasarnya dilakukan pada lima hal berikut:
Berat Badan
Setelah melepaskan pakaian pada bayi, dokter atau perawat
akan meletakkan bayi pada timbangan khusus untuk diukur beratnya. Pengukuran
biasanya akan tercatat dalam satuan kilogram, dan Ibu dapat segera mengetahui
berat badan yang akurat dari bayi.
Tinggi/Panjang Badan
Dalam posisi berbaring, dokter atau perawat akan mengukur
bayi Ibu dari atas kepala hingga tumit. Beberapa rumah sakit menggunakan alat
khusus dengan bagian kepala dan kaki dari ranjang pengukur untuk mendapatkan
hasil yang akurat.
Lingkar Kepala
Untuk mengukur lingkar kepala bayi Ibu, dokter atau perawat
akan melingkarkan alat pengukur khusus yang fleksibel tepat di atas alis dan
telinga. Pentingnya mengukur lingkar kepala bayi adalah untuk mengetahui apakah
ukuran tengkorak dan otak bayi sudah sesuai dan pertumbuhannya dalam batas
wajar. Melalui pengukuran lingkar kepala, dokter anak dapat langsung mendeteksi
bila ada penyakit atau ketidakwajaran dalam pertumbuhan bayi.
4. Gizi
Hal paling utama yang harus diperhatikan oleh orang tua jika
ingin tumbuh kembang putra putrinya maksimal. Pemenuhan gizi pada setiap balita
merupakan suatu keharusan karena hal ini sangat berpengaruh pada masa depan si
buah hati, terutama pada 5 tahun pertama, karena apa yang terjadi selama 5
tahun pertama tersebut sangat menentukan tahun demi tahun pertumbuhan dan
perkembangannya. Hal inilah yang seharusnya mendasari setiap orang tua untuk
berusaha agar gizi balitanya terpenuhi semaksimal mungkin.
5. Organ
C. PERKEMBANGAN BAYI DAN BALITA UMUR MOTORIK KASAR MOTORIK
HALUS KOMUNIKASI/BICARA SOSIAL/KEMANDIRIAN
1 Bulan Tangan & kaki bergerak aktif Kepala menoleh ke
samping kanan dan kiri Bereaksi terhadap bunyi lonceng Menatap wajah ibu/pengasuh.
2 Bulan Mengangkat kepala ketika tengkurap Bersuara
Tersenyum Spontan
3 Bulan Kepala tegak ketika didudukan Memegang mainan
Tertawa/Berteriak Memandang tangannya
4 Bulan Tengkurap-terlentang sendiri
5 Bulan Meraih, menggapai Menoleh ke suara Meraih mainan
6 Bulan Duduk tanpa berpegangan Memasukkan biskuit ke mulut
7 Bulan Mengambil mainan dengan tangan kanan dan kiri
Bersuara ma, ma…
8 Bulan Berdiri berpegangan
9 Bulan Menjimpit Melambaikan tangan
10 Bulan Memukul mainan di kedua tangan Bertepuk tangan
11 Bulan Memanggil Mama, Papa Menunjuk, meminta
12 Bulan Berdiri tanpa berpegangan Memasukkan mainan ke
cangkir Bermain dengan orang lain
15 Bulan Berjalan Mencoret-coret Berbicara 2 kata Minum dari
gelas
1,5 Tahun Lari naik tanggaMenendang bola Menumpuk 2 mainan
Berbicara beberapa kata (mimik, pipis) Memakai sendok, menyuapi boneka
2 Tahun Menumpuk 4 mainan Menunjuk gambar (bola,kucing)
Menggabungkan beberapa kata (mama pipis) Menunjuk bagian tubuh (mata, mulut)
Melepas pakaian,Memakai pakaian,Menyikat gigi
2,5 Tahun Melompat Mencuci tangan dan mengeringkan tangan
3 Tahun Menggambar garis tegak Menyebutkan warna benda,
menyebutkan penggunaan benda (gelas untuk minum) Menyebutkan nama temanMemakai
baju kaos
3,5 Tahun Berdiri 1 kaki Menggambar lingkaran, menggambar
tanda tambah, Menggambar manusia (kepala,badan, kaki)
4 Tahun Memakai baju tanpa dibantu
4,5 Tahun Bermain kartu, menyikat gigi tanpa dibantu
5 Tahun Menghitung mainan
D. PENILAIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYI DAN ANAK
A. Pertumbuhan
Fisik Bayi dan Anak
Parameter ukuran antropometrik yang dipakai pada penilaian
pertumbuhan fisik, antara lain tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala,
lingkaran dada, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm
span), proporsi tubuh/perawakan, dan panjang tungkai. Penilaian pertumbuhan
dimulai dengan memplot hasil pengukuran tinggi badan,
berat badan pada kurva standar (misalnya NCHS, Lubschenko,
Harvard, dan lain sebagainya), sejak dalam kandungan (intra uterin) hingga
remaja.
Perbandingan berbagai bagian tubuh bayi baru lahir sangat
berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau dewasa; ukuran
kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil, dada lebih
bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih membuncit,
ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah kira-kira 3000 g,
biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan. Lebih kurang 95% bayi
cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500 g.
Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih
kurang 95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.
Pertumbuhan fisik adalah hasil dari perubahan bentuk dan
fungsi dari organisme.
B. Perkembangan
Bayi dan Anak
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa
balita. Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan/stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu
mendapat perhatian.Frankenburg dkk.(1981) melalui Denver Development Stress
Test (DDST) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal Social ( kepribadian/tingkah laku sosial ).
2. Fine Motor Adaptive ( gerakan motorik halus )
3. Langauge ( bahasa )
4. Gross Motor ( perkembangan motorik kasar )
Ada juga yang membagi perkembangan balita ini menjadi 7
aspek perkembangan, seperti pada buku petunjuk program BKB ( Bina Keluarga dan
Balita ) yaitu perkembangan :
1. Tingkah laku sosial
2. Menolong diri sendiri
3. Intelektual
4. Gerakan motorik halus
5. Komunikasi pasif
6. Komunikasi aktif
7. Gerakan motorik kasar
Menurut Milestone perkembangan adalah tingkat perkembangan
yang harus dicapai anak pada umur tertentu, misalnya :
4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2
minggu kemudian
12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh
kearah suara, memegang beneda yang ditaruh ditangannya
20 minggu : meraih benda yang didekatkan padanya
26 minggu : dapat memeindahkan benda dari astu tangan ke
tangan lainnya, duduk, dengan bantuan kedua tangan ke depan, makan biskuit
sendiri
9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara da.. da…
13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata
tunggal
Dengan milestone ini kita dapat mengetahui apakah anak
mengalami perkembangan anak dalam batas normal atau mengalami keterlambatan.
Sehingga kita dapat melakukan deteksi dini dan intervensi dini, agar tumbuh
kembang anak dapat lebih optimal.
E. STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA
Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu di rangsang oleh
orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai umurnya.
Upaya untuk merangsang tumbuh kembang anak disebut stimulasi tumbuh kembang
anak
Perkembangan anak meliputi 4 aspek yaitu :
1. Perkembangan gerak kasar
2. Perkembangan gerak halus
3. Perkembangan bicara, bahasa dan kecerdasan
4. Perkembangan pergaulan dan percaya diri/personal social
Jenis perkembangan anak yang perlu di stimulasi sebagai
berikut :
1. Kemampuan gerak
2. Kemampuan bicara
3. Kecerdasan
4. Kemandirian/percaya diri
5. Kemampuan bergaul
Stimulasi dapat dilakukan sejak bayi baru lahir, dan dapat
dilakukan secara bertahap, berkelanjutan dan terus-menerus. Pemberian stimulasi
dapat dilakukan dengan cara secara berikut :
• Stimulasi dilakukan dengan penuh kasih sayang dalam
suasana menyenangkan.
• Anak diajri dan dilatih berbagai kegiatan sesuai dengan
usianya, seperti bermain, berlari, menari, menyanyi, membaca, berhitung,
menulis, menggambar, membantu orang tua dsb.
• Stimulasi dilakukan khusus pada sensorik motorik dengan
memberikan latihan-latihan/sentuhan tertentu seperti message, senam bayi,
latihan gerak khusus dan terapi gerak
• Anak tidak boleh dipaksa jika tidak melakukan kegiatan
stimulasi
• Memberikan pujian apabila anak berhasil melakukan kegiatan
stimulasi
F. KEBUTUHAN FISIK DAN PSIKOSOSIAL BAYI DAN BALITA
Kebutuhan psikososial adalah kebutuhan ASIH dan ASAH.
Kebutuhan ASIH meliputi : perhatian segera, kasih sayang,
rasa aman, dilindungi, mandiri,rasa memiliki,kebutuhan akan sukses,mendapatkan
kesempatan dan pengalaman,dibantu dan dihargai.
Kebutuhan ASAH meliputi : stimulasi (rangsangan) dini pada
semua indera (pendengaran, penglihatan, sentuhan, membau, mengecap), sistem
gerak kasar dan halus, komunikasi, emosi-sosial dan rangsangan untuk
berpikir.Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan anak.Anak yang banyak mendapatkan stimulasi yang terarah akan
cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapatkan
stimulasi.Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa pranatal,
dan setelah lahir dengan cara menetekan bayi pada ibunya sedini mungkin.Asah
merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang didapat
melalui pendidikan dan latihan
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL ERIKSON
Menurut Erik Erikson (1963) perkembangan psikososial terbagi
menjadi beberapa tahap. Masing-masing tahap psikososial memiliki dua komponen,
yaitu komponen yang baik (yang diharapkan) dan yang tidak baik (yang tidak
diharapkan). Perkembangan pada fase selanjutnya tergantung pada pemecahan
masalah pada tahap masa sebelumnya.
Adapun tahap-tahap perkembangan psikososial anak adalah
sebagai berikut:
1. Percaya Vs Tidak percaya ( 0-1 tahun )
Komponen awal yang sangat penting untuk berkembang adalah
rasa percaya. Membangun rasa percaya ini mendasari tahun pertama kehidupan.
Begitu bayi lahir dan kontakl dengnan dunia luar maka ia mutlak terganting
dengan orang lain. Rasa aman dan rasa percaya pada lingkungan merupakan
kebutuhan. Alat yang digunakan bayi untuk berhubungan dengan dunia luar adalah
mulut dan panca indera, sedangkan perantara yang tepat antara bayi dengan
lingkungan dalah ibu. Hubungan ibu dan anak yang harmonis yaitu melalui pemenuhan
kebutuhan fisik, psikologis dan sosial, merupakan pengalaman dasar rasa percaya
bagi anak. Apabila pada umur ini tidak tercapai rasa percaya dengan lingkungan
maka dapat timbul berbagai masalah. Rasa tidak percaya ini timbul bila
pengalaman untukmeningkatkan rasa percaya kurang atau kebutuhan dasar tidak
terpenuhi secara adekwat, yaitu kurangnya pemenuhan kebutuhan fisik.,
psikologis dan sosial yang kurang misalnya: anak tidak mendapat minuman atau
air susu yang edukat ketika ia lapar, tidak mendapat respon ketika ia menggigit
dot botol dan sebagainya.
2. Otonomi Vs Rasa Malu dan Ragu ( 1-3 tahun )
Pada masa ini alat gerak dan rasa telah matang dan ada rasa
percaya terhadap ibu dan lingkungan. Perkembangan Otonomi selama periode balita
berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk mengontrol tubuhnya, dirinya dan
lingkungannya. Anak menyadari ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak
dan berbuat sesuai dengan kemauannya misalnya: kepuasan untuk berjalan atau
memanjat. Selain itu anak menggunakan kemampuan mentalnya untuk menolak dan
mengambil keputusan. Rasa Otonomi diri ini perku dikembangkan karena penting
untik terbentuknya rasa percaya diri dan harga diri di kemudian hari. Hubungan
dengan orang lain bersifat egosentris atau mementingkan diri sendiri.
Peran lingkungan pada usia ini adalah memberikan support dan
memberi keyakinan yang jelas. Perasaan negatif yaitu rasa malu dan ragu timbul
apabila anak merasa tidak mampu mengatasi tindakan yang di pilihnya serta
kurangnya support dari orangtua dan lingkungannya, misalnya orangtua terlalu
mengontrol anak.
3. Inisiatif Vs Rasa Bersalah ( 3-6 tahun )
Pada tahap ini anak belajar mengendalikan diri dan
memanipulasi lingkungan. Rasa inisiatif mulai menguasai anak. Anak mulai
menuntut untuk melakukan tugas tertentu. Anak mulai diikut sertakan sebagai
individu misalnya turut serta merapihkan tempat tidur atau membantu orangtua di
dapur. Anak mulai memperluas ruang lingkup pergaulannya misalnya menjadi aktif
diluar rumah, kemampuan berbahasa semakin meningkat. Hubungan dengan teman
sebaya dan saudara sekandung untuk menang sendiri.
Peran ayah sudah mulai berjalan pada fase ini dan hubungan
segitiga antara Ayah-Ibu-Anak sangat penting untuk membina kemantapan idantitas
diri. Orangtua dapat melatih anak untuk menguntegrasikan peran-peran sosial dan
tanggungjawab sosial. Pada tahap ini kadang-kadang anak tidak dapat mencapai
tujuannya atau kegiatannya karena keterbatasannya, tetapi bila tuntutan
lingkungan misalnya dari orangtua atau orang lain terlalu tinggi atau
berlebihan maka dapat mengakibatkan anak merasa aktifitasnya atau imajinasinya
buruk, akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa bersalah.
4. Industri Vs Inferioritas ( 6-12 tahun )
Pada tahap ini anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas
atau perbuatan yang akhirnya dan dapat menghasilkan sesuatu. Anak siap untuk
meninggalkan rumah atau orangtua dalam waktu terbatas yaitu untuk sekolah.
Melalui proses pendidikan ini anak belajar untuk bersaing (sifat kompetetif),
juga sifat kooperatif dengan orang lain, saling memberi dan menerima, setia
kawan dan belajar peraturan-peraturan yang berlaku.
Kunci proses sosialisasi pada tahap ini adalah guru dan
teman sebaya. Dalam hal ini peranan guru sangat sentral. Identifikasi bukan
terjadi pada orangtua atau pada orang lain, misalnya sangat menyukai gurunya
dan patuh sekali pada gurunya dibandingkan pada orangtuanya. Apabila anak tidak
dapat memenuhi keinginan sesuai standart dan terlalu banyak yang diharapkan
dari mereka maka dapat timbul masalah atau gangguan.
5. Identitas Vs Difusi Peran ( 12-18 tahun )
Pada tahap ini terjadi perubahan pada fisik dan jiwa di masa
biologis seperti orang dewasa. sehingga nampak adanya kontradiksi bahwa dilain
pihak ia dianggap dewasa tetapi disisi lain ia dianggap belum dewasa. Tahap ini
merupakan masa standarisasi diri yaitu anak mencari identitas dalam bidang
seksual, umur dan kegiatan, Peran orangtua sebagai sumber perlindungan dan
sumber nilai utama mulai menurun. Sedangkan peran kelompok atau teman sebaya
tinggi. Teman sebaya di pandang sebagai teman senasib, patner dan saingan.
Melalui kehidupan berkelompok ini remaja bereksperimen dengan peranan dan dapat
menyalurkan diri. Remaja memilih orang-orang dewasa yang penting baginya yang
dapat mereka percayai dan tempat mereka berpaling saat kritis.
Tiga kebutuhan pokok untuk mengembangkan kecerdasan antara
lain adalah kebutuhan FISIK-BIOLOGIS (terutama untuk pertumbuhan otak, sistem
sensorik dan motorik), EMOSI-KASIH SAYANG (mempengaruhi kecerdasan emosi, inter
dan intrapersonal) dan STIMULASI DINI (merangsang kecerdasan-kecerdas an lain).
Kebutuhan FISIK-BIOLOGIS terutama gizi yang baik sejak di
dalam kandungan sampai remaja terutama untuk perkembangan otak, pencegahan dan
pengobatan penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan,
dan ketrampilan fisik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Kebutuhan EMOSI-KASIH SAYANG : terutama dengan melindungi,
menimbulkan rasa aman dan nyaman, memperhatikan dan menghargai anak, tidak
mengutamakan hukuman dengan kemarahan tetapi lebih banyak memberikan
contoh-contoh dengan penuh kasih sayang. Kebutuhan STIMULASI meliputi
rangsangan yang terus menerus dengan berbagai cara untuk merangsang semua
system sensorik dan motorik.
Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan
sejak janin didalam kandungan karena akan saling berpengaruh. Bila kebutuhan
biofisik tidak tercukupi, gizinya kurang, sering sakit, maka perkembangan
otaknya tidak optimal. Bila kebutuhan emosi dan kasih sayang tidak tercukupi
maka kecerdasan inter dan antar personal juga rendah. Bila stimulasi
dalam interaksi sehari-hari kurang bervariasi maka
perkembangan kecerdasan juga kurang bervariasi.
G. IMUNISASI
IMUNOLOGI
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis
yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua
organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum
baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan
imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan
pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.
PENGERTIAN IMUNISASI.
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem
pertahanan tubuh kebal terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang
dapat menyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki kesempatan
untuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dari
infeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.
C. TUJUAN
IMUNISASI.
Tujuan dari imunisasi adalah untuk menguranggi angka
penderitaan suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa
menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari dengan imunisasi yaitu:
· Hepatitis.
· Campak.
· Polio.
· Difteri.
· Tetanus.
· Batuk Rejan.
· Gondongan
· Cacar air
· TBC
D. MACAM_MACAM
IMUNISASI.
· Imunisasi
Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh
yang secara aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau
campak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
Ø Imunisasi aktif
alamiah
Adalah kekebalan tubuh yang secara ototmatis di peroleh
sembuh dari suatu penyakit.
Ø Imunisasi aktif
buatan
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat dari vaksinasi yang di berikan
untuk mendapatkan perlindungan dari sutu penyakit.
· Imunisasi
Pasif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat kekebalan tubuhnya di dapat dari
luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti tetanus Serum).Pada orang yang mengalami
luka kecelakaan. Contah lain adalah: Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana
bayi tersebut menerima berbagi jenis antibodi dari ibunya melalui darah
placenta selama masa kandungan.misalnya antibodi terhadap campak. Imunisasi
pasif ini di bagi yaitu:
E. JENIS-JENIS
IMUNISASI.
1. Imunisai BCG
adalah prosuder memasukkan vaksin BCG yang bertujuan memberi kekebalan tubuh terhadap kuman
mycobakterium tuberculosis dengan cara menghambat penyebaran kuman.
2. Imunisasi
hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin hepatitis B ke
tubuh bertujuan memberi kekebalan dari penyakit hepatitis.
3. Imunisasi
polio adalah tindakan memberi vaksin poli (dalam bentuk oral) atau di kenal
dengan nama oral polio vaccine (OPV) bertujuan memberi kekebalan dari penyakit
poliomelitis.Imunisasi dapat di berikan empat kali dengan 4-6 minggu.
4. Imunisasi DPT
adalah merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT (difteri pertusis
tetanus) /DT (difteri tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari
kuman penyakit difteri,pertusis,dan tetanus. Pemberian vaksin pertama pada usia
2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6 minggu.
5. Imunisasi
campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak pada anak yang
bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak. Imunisasi dapat di berikan
pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian ulang dapat diberikan dalam waktu
interval 6 bulan atau lebih setelah suntikan pertama .
( Asuhan neonatus bayi dan balita : 98-101)
F. MEKANISME
IMUNISASI DALAM PROSES PENCEGAHAN PENYAKIT
Imunisasi bekerja dengan cara merangsang pembentukan
antibodi terhadap organisme tertentu,tanpa menyebabkan seorang sakit terlebih
dahulu.vaksin zat yang di gunakan untuk membentuik imunitas tubuh. Terbuat dari
mikroorganisme ataupun bagian dari mikroorganisme penyebab infeksi yang telah di
matikan atau di lemahkan tidak akan membuat penderita jatuh sakitvaksin di
masukan kedalam tubuh yang biasanya melalui suntikan.
Sistem pertahanan tubuh kemudian akan bereaksi ke dalam
vaksin yang di masukan ke dalam tubuh tersebut sama seperti apabila mikroorganisme
menyerang tubuh dengan cara membentuk antibodi kemudian akan membunuh vaksin
tersebut layaknya membunuh mikroorganisme yang menyerang.
Kemudian antibodi akan terus berada di peredaran darah
membentuk imunisasi ketika suatu saat tubuh di serang oleh mikroorganisme yang
sama dengan yang terdapat di dalam vaksin,maka antibodi akan melindungi tubuh
dan mencegah terjadinya infeksi.
Pada anak yaitu:
Polio,campak,rubella,difteria,batuk rejan,meningitis,cacar
air,gondongan,dan hepatitis B.Sedangkan terdapat 3 jenis vaksinasi yag di
berikan pada kelompok anak-anak ataupun dewasa dengan resiko tinggi menderita
infeksi yaitu: Hepatitis A,Influenza,Pneumon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar