1. ADAFTASI
PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
Adaptasi psikologis masa nifas merupakan suatu proses
adptasi dari seorang ibu post partum, dimana pada saat ini ibu akan lebih
sensitive dalam sgala hal, terutama yang berkaitan dengan dirinya serta
bayinnya. Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa
ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive. Peran bidan sangat penting dalam hal
memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan
psikologis yang dilakukan bidan pada pada ibu nifas agar tidak terjadi
perubahan psikologis yang patologis. Dorongan serta prhatian anggota keluarga
lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam mnjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase-
fase sebagai berikut :
1. Fase taking
in
Merupakan periode ktergantungan yang berkelanjutan dari hari
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Fokus perhatian pada dirinya
sendiri, nafsu makan meningkat, cenderung pasif pada lingkungannya.
2. Fase taking
hold
Berlangsung antara hari ke 3 – 10 post partum. Ibu merasa khawatir
akan ketidak mampuannnya dalam merawat bayi serta mudah tersinggung. Pada saat
ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi ibu muda atau primipara
karena pada fase ini seiring dengan terjadinnya post partum blues. Pada fase
ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberi penyuluhan.
3. Letting go
Berlangsung stelah 10 hari melahirkan. Fase ini merupakan
fase menerima tanggung jawab akan peran baru sebagai seorang ibu.
2. POST PARTUM
BLUES
· Postpartum
blues merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang
terpisah dari keluarga dan bayinya.
· Dimana ibu
mengalami kesedihan pasca melahirkan. Postpartum blues pada umumnya terjadi
sekitar hari ke 3 hingga ke 5 post partum.
· Post partum
blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan ini
dialami 80% pada wanita.
· Penyebab yang
menonjol adalah :
1. Kekecewaan
emosional yaitu ketakutan yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan
persalinan.
2. Rasa sakit
pada masa nifas.
3. Kelelahan
karena kurang tidur selama persalinan.
4. Kecemasan
Ketidak mampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit.
5. Rasa takut
tidak menarik lagi bagi suami.
·
Gejala-gejalanya antara lain :
a. Sangat
emosuonal
b. Sedih
c. Kurang
percaya diri
d. Mudah
tersinggung
e. Menangis tanpa
sebab jelas
f. Sangat
kelelahan
g. Tidak sabaran,
terlalu sensitive, mudah marah dan gelisah.
3. KESEDIHAN DAN
DUKA CITA
a. Definisi
Kehilangan
· Kehilangan
(loss) adalah suatu setuasi actual maupun potensial yang dapat dialami oleh
individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau
seluruhnya, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga terjadi perasaan kehilangan.
· Kehilangan
menurut Corr, Nabe 1996, adalah sebuah kondisi ketercabutan atau merasa ada
sesuatu yang hilang. Atau secara konseptual kehilangan merupakan reaksi
individu terhadap kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Dalam konteks ini
kehilangan dapat terjadi tidak hanya atas kematian saja, tetapi juga ketika
terjadi komplikasi dalam persalinan dan ibu tidak mengantisipasi sebelumnya
atau ketika bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan harapan orang tua.
· Sedangkan
definisi menurut Davies, 1998. Kehilangan adalah reaksi normal ketika mengalami
kehilangan sesuatu atau seseorang yang dicintai.
b. Jenis
Kehilangan
1) Kehilangan
objek eksternal (misalnya kecurian atau kehancuran akibat bencana alam)
2) Kehilangan
lingkungan yang dikenal (misalnya berpindah rumah, dirawat dirumah sakit, atau
berpindah pekerjaan)
3) Kehilan sesuatu
atau seseorang yang berarti (misalnya pekerjaan, kepergian anggota
keluarga atau tema dekat atau binatang
peliharaan)
4) Kehilangan
sesuatu aspek (misalnya anggota tubuh atau fungsi psikologis atau fisik)
5) Kehilangan
hidup (kehilangan anggota keluarga atau teman dekat)
c. Tanda dan
gejala berduka (Alimul, 2006)
1) Efek fisik
- Letih
- Selera
makan hilang
- Kurang
tenaga
- Berat badan
menurun/ meningkat
- Nyeri
kepala
- Pandangan
kabur
- Sulit
bernapas
- Lengan
gatal
- Gelisa
2) Efek emosional
dan atau suatu psikologis
- Menyangkal
- Rasa
bersalah
- Marah
- Benci/
getir
- Depresi
- Sedih
- Merasa
gatal
- Konsentrasi
pada masalah
- Gagal
menerima kenyataan
- Terpaku
pada kematian
- Konfusi
waktu
-
Iritabilitas (mudah tersinggung)
3) Efek sosial
- Menarik
diri dari aktivitas sosial
- Isolasi
(emotional dan fisik) dari pasangan, keluarga, atau teman-teman.
Duka merupakan respon individu terhadap lingkungan (Nabe and
Corr, 1996). Duka akan termanifestasi dalam beberapa cara :
§ Persaan : sedih,
marah, merasa bersalah, cemas merasa kesepian, lelah tidak berdaya, syok hasrat
kerinduan mati rasa.
§ Sensasi fisik :
tnggorokan atau dada tercekat. Oversensitif terhadap suara nafas pendek,
kehilanagan energi, lelah otot, mulut kering, koordinasi.
§ Perubahaan prilaku
: gangguan tidur atau makan, linglung, menarik diri dari lingkungan, kehilangan
minat atas sesuatu yang awalnya sangat digemari, bermimpi mengenai almarhum,
menangis, menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan almarhum, keluh
kisah, gelisah.
§ Perubahan kognitif
: tidak percaya, bingung merasa bahwa almarhum hadir terus menerus.
§ Kesulitan
bersosialisasi : bermasalah dalam membina hubungan atau memfungsukan diri
terhadap aturan-aturan sosial.
§ Pencarian spiritual
: mencari tahu apa arti dibalik kejadian. Marah kepada tuhan.
d. Duka dan
kehilangan saat masa nifas
Salah satu keadaan yang menyebabkan duka pada ibu nifas
adalah SIDS (Sudden Infant Death Syndrom). Keadaan ini juga terjadi pada ibu
masa refroduksi, karena SIDS adalah kematian bayi yang begitu cepat saat bayi
berumur satu bulan sampai satu tahun. Penyebab SIDS diantaranya : hipertermia
infeksi, penyakit jantung, kelainan metabolisme, ddl. SIDS dapat menyebabkan
proses duka dan kehilangan pada ibu, ibu ibu akan teringat masa-masa ketika
bayinya hidup. Dalam keadaan ibu ini sangat membutuhkan perhatian motivasi dari
orang lain, dalam hal ini peran bidan sangat dibutuhkan.
e. Peran bidan
Dalam penelitiannya tentang wanita dan keluarganya yang mengalami
kematian dan kehilangan pada masa perintal, Swanson-Kauffman (1986, 1988, 1990)
mengidentifikasi suatu kerangka kerja teoritis rentanf tentang memberi
perhatian (caring) Kepada orang yang berkabung. Dalam kerangka kerja ini
mengidentifikasi lima komponen dalam konsep memberi perhatian :
- Mengetahui
(knowling)
- Bersama
dengan (being with)
- Melakukan
untuk (doing for)
- Memampukan
(enabling)
-
Mempertahankan keyakinan (maintaining belief)
1) Mengetahui
Dalam konsep ini bidan menggunakan waktu untuk mengajukan
pertanyaan kepada individu untuk memahami apa yang dimaksud dengan kehilangan
dan arti kehilangan tersebut bagi wanita dan keluarganya.
2) Bersama dengan
Konsep ini merupakan cara bidan menerima wanita dan
keluarganya, dengan cara bidan memahami berbagai persaan dan persepsi yang
dialami setiap anggota keluarga.
3) Melakukan untuk
Konsep ini mengacu pada kegiatan yang dilakukan bidan, yang
meliputi perawaan fisik, kenyamanan dan keamanan wanita dan keluarganya,
kegiatan ini meliputi : menawarkan obat-obat penghilang rasa nyeri, duduk
berendam (sitz bath), mempertahankan kepatenan infusi, melakukan pemeriksaan
post partum, dan lain-lain.
4) Memapukan
Konsep ini mengacu pada upaya bidan menawarkan pilihan
perawatan kepada wanita dan keluarganya, pemberian informasi, bimbingan
antisipasi, pilihan dalam mengambil keputusan dan dukungan selama perawatan
dirumah sakit dan perawatan setelah dirumah sakit akan membantu keluarga
tersebut merasa lebih dapat mengendalikan situasi saat mereka tidak memiliki
atau kehilangan kendali. Konsep ini meningkatkan harga diri mereka, membuat mereka merasa
lebih nyaman untuk bertanya tentang pilihan yang didasarkan pada kebutuhan rasa
untuk melupakan kenangan mereka.
5) Mempertahankan
keyakinan
Konsep ini mengacu pada upaya bidan mendorong wanita dan
keluarganya untuk mempercayai kemampuan mereka sendiri dalam mengumpulkan kekuatan mereka dan berusaha untuk pulih.
Bidan meluangkan waktu dengan keluarga tersebut, mempelajari kekuatan dan
kemampuan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar