Selasa, 09 Juni 2015

PROSES ADAPTASI PSIKOLOGIS IBU DALAM MASA NIFAS


1.     ADAFTASI PSIKOLOGIS IBU MASA NIFAS
Adaptasi psikologis masa nifas merupakan suatu proses adptasi dari seorang ibu post partum, dimana pada saat ini ibu akan lebih sensitive dalam sgala hal, terutama yang berkaitan dengan dirinya serta bayinnya. Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi sangat sensitive. Peran bidan sangat penting dalam hal memberi pengarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis. Dorongan serta prhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Dalam mnjalani adaptasi  setelah melahirkan, ibu akan mengalami fase- fase sebagai berikut :
1.        Fase taking in
Merupakan periode ktergantungan yang berkelanjutan dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Fokus perhatian pada dirinya sendiri, nafsu makan meningkat, cenderung pasif pada lingkungannya.
2.      Fase taking hold
Berlangsung antara hari ke 3 – 10 post partum. Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannnya dalam merawat bayi serta mudah tersinggung. Pada saat ini sangat dibutuhkan sistem pendukung terutama bagi ibu muda atau primipara karena pada fase ini seiring dengan terjadinnya post partum blues. Pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberi penyuluhan.
3.      Letting go
Berlangsung stelah 10 hari melahirkan. Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran baru sebagai seorang ibu.


2.     POST PARTUM BLUES
·        Postpartum blues merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya.
·        Dimana ibu mengalami kesedihan pasca melahirkan. Postpartum blues pada umumnya terjadi sekitar hari ke 3 hingga ke 5 post partum.
·        Post partum blues merupakan gangguan psikologis yang dialami ibu pasca melahirkan ini dialami 80% pada wanita.
·        Penyebab yang menonjol adalah :
1.       Kekecewaan emosional yaitu ketakutan yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
2.       Rasa sakit pada masa nifas.
3.      Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan.
4.      Kecemasan Ketidak mampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit.
5.      Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami.
·        Gejala-gejalanya antara lain :
a.      Sangat emosuonal
b.      Sedih
c.       Kurang percaya diri
d.      Mudah tersinggung
e.      Menangis tanpa sebab jelas
f.        Sangat kelelahan
g.      Tidak sabaran, terlalu sensitive, mudah marah dan gelisah.

3.     KESEDIHAN DAN DUKA CITA
a.      Definisi Kehilangan
·        Kehilangan (loss) adalah suatu setuasi actual maupun potensial yang dapat dialami oleh individu ketika berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, baik sebagian atau seluruhnya, atau terjadi perubahan dalam hidup sehingga  terjadi perasaan kehilangan.
·        Kehilangan menurut Corr, Nabe 1996, adalah sebuah kondisi ketercabutan atau merasa ada sesuatu yang hilang. Atau secara konseptual kehilangan merupakan reaksi individu terhadap kehilangan sesuatu yang sangat berharga. Dalam konteks ini kehilangan dapat terjadi tidak hanya atas kematian saja, tetapi juga ketika terjadi komplikasi dalam persalinan dan ibu tidak mengantisipasi sebelumnya atau ketika bayi yang dilahirkan tidak sesuai dengan harapan orang tua.
·        Sedangkan definisi menurut Davies, 1998. Kehilangan adalah reaksi normal ketika mengalami kehilangan sesuatu atau seseorang yang dicintai.

b.      Jenis Kehilangan
1)      Kehilangan objek eksternal (misalnya kecurian atau kehancuran akibat bencana alam)
2)      Kehilangan lingkungan yang dikenal (misalnya berpindah rumah, dirawat dirumah sakit, atau berpindah pekerjaan)
3)     Kehilan sesuatu atau seseorang yang berarti (misalnya pekerjaan, kepergian anggota keluarga  atau tema dekat atau binatang peliharaan)
4)     Kehilangan sesuatu aspek (misalnya anggota tubuh atau fungsi psikologis atau fisik)
5)     Kehilangan hidup (kehilangan anggota keluarga atau teman dekat)


c.       Tanda dan gejala berduka (Alimul, 2006)
1)      Efek fisik
-          Letih
-          Selera makan hilang
-          Kurang tenaga
-          Berat badan menurun/ meningkat
-          Nyeri kepala
-          Pandangan kabur
-          Sulit bernapas
-          Lengan gatal
-          Gelisa
2)      Efek emosional dan atau suatu psikologis
-          Menyangkal
-          Rasa bersalah
-          Marah
-          Benci/ getir
-          Depresi
-          Sedih
-          Merasa gatal
-          Konsentrasi pada masalah
-          Gagal menerima kenyataan
-          Terpaku pada kematian
-          Konfusi waktu
-          Iritabilitas (mudah tersinggung)
3)     Efek sosial
-          Menarik diri dari aktivitas  sosial
-          Isolasi (emotional dan fisik) dari pasangan, keluarga, atau teman-teman.
Duka merupakan respon individu terhadap lingkungan (Nabe and Corr, 1996). Duka akan termanifestasi dalam beberapa cara :
§  Persaan : sedih, marah, merasa bersalah, cemas merasa kesepian, lelah tidak berdaya, syok hasrat kerinduan mati rasa.
§  Sensasi fisik : tnggorokan atau dada tercekat. Oversensitif terhadap suara nafas pendek, kehilanagan energi, lelah otot, mulut kering, koordinasi.
§  Perubahaan prilaku : gangguan tidur atau makan, linglung, menarik diri dari lingkungan, kehilangan minat atas sesuatu yang awalnya sangat digemari, bermimpi mengenai almarhum, menangis, menghindari segala sesuatu yang berhubungan dengan almarhum, keluh kisah, gelisah.
§  Perubahan kognitif : tidak percaya, bingung merasa bahwa almarhum hadir terus menerus.
§  Kesulitan bersosialisasi : bermasalah dalam membina hubungan atau memfungsukan diri terhadap aturan-aturan sosial.
§  Pencarian spiritual : mencari tahu apa arti dibalik kejadian. Marah kepada tuhan.

d.      Duka dan kehilangan saat masa nifas
Salah satu keadaan yang menyebabkan duka pada ibu nifas adalah SIDS (Sudden Infant Death Syndrom). Keadaan ini juga terjadi pada ibu masa refroduksi, karena SIDS adalah kematian bayi yang begitu cepat saat bayi berumur satu bulan sampai satu tahun. Penyebab SIDS diantaranya : hipertermia infeksi, penyakit jantung, kelainan metabolisme, ddl. SIDS dapat menyebabkan proses duka dan kehilangan pada ibu, ibu ibu akan teringat masa-masa ketika bayinya hidup. Dalam keadaan ibu ini sangat membutuhkan perhatian motivasi dari orang lain, dalam hal ini peran bidan sangat dibutuhkan.

e.      Peran bidan
Dalam penelitiannya tentang wanita dan keluarganya yang mengalami kematian dan kehilangan pada masa perintal, Swanson-Kauffman (1986, 1988, 1990) mengidentifikasi suatu kerangka kerja teoritis rentanf tentang memberi perhatian (caring) Kepada orang yang berkabung. Dalam kerangka kerja ini mengidentifikasi lima komponen dalam konsep memberi perhatian :
-          Mengetahui (knowling)
-          Bersama dengan (being with)
-          Melakukan untuk (doing for)
-          Memampukan (enabling)
-          Mempertahankan keyakinan (maintaining belief)

1)      Mengetahui
Dalam konsep ini bidan menggunakan waktu untuk mengajukan pertanyaan kepada individu untuk memahami apa yang dimaksud dengan kehilangan dan arti kehilangan tersebut bagi wanita dan keluarganya.

2)      Bersama dengan
Konsep ini merupakan cara bidan menerima wanita dan keluarganya, dengan cara bidan memahami berbagai persaan dan persepsi yang dialami setiap anggota keluarga.

3)     Melakukan untuk
Konsep ini mengacu pada kegiatan yang dilakukan bidan, yang meliputi perawaan fisik, kenyamanan dan keamanan wanita dan keluarganya, kegiatan ini meliputi : menawarkan obat-obat penghilang rasa nyeri, duduk berendam (sitz bath), mempertahankan kepatenan infusi, melakukan pemeriksaan post partum, dan lain-lain.

4)     Memapukan
Konsep ini mengacu pada upaya bidan menawarkan pilihan perawatan kepada wanita dan keluarganya, pemberian informasi, bimbingan antisipasi, pilihan dalam mengambil keputusan dan dukungan selama perawatan dirumah sakit dan perawatan setelah dirumah sakit akan membantu keluarga tersebut merasa lebih dapat mengendalikan situasi saat mereka tidak memiliki atau kehilangan kendali. Konsep ini meningkatkan  harga diri mereka, membuat mereka merasa lebih nyaman untuk bertanya tentang pilihan yang didasarkan pada kebutuhan rasa untuk melupakan kenangan mereka.

5)     Mempertahankan keyakinan
Konsep ini mengacu pada upaya bidan mendorong wanita dan keluarganya untuk mempercayai kemampuan mereka sendiri dalam mengumpulkan  kekuatan mereka dan berusaha untuk pulih. Bidan meluangkan waktu dengan keluarga tersebut, mempelajari kekuatan dan kemampuan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar